[FF Berantai] FLECHAZO : Heart Attack


fleca_zho

FLECHAZO : Heart Attack

Park Chanyeol & Others || Romance, School Life, Comedy, Brothership || PG

Prev: Prolog | Clueless | Drama | Puzzled | The Other Side | Ups

IrnaCho, © 2015

***

Tatapan menusuk itu masih terarah lurus ke arahnya. Belum ada pergerakan dari keduanya. Dalam beberapa detik mereka hanya terlibat saling tatap dalam diam. Chanyeol sendiri masih terpaku di tempatnya dengan tampang bodoh. Khas orang yang baru saja kepergok sedang mengintip. Detik berikutnya senyum canggung terukir di wajahnya yang tampan.

“H-Hai, Sumin…ssi- eh?”

Chanyeol kembali memasang tampang bodohnya dengan mata yang mengerjap beberapa kali saat Sumin tiba-tiba membungkukan tubuhnya sedikit di hadapan Chanyeol sebelum pergi dan melewatinya begitu saja tanpa ada kata-kata yang gadis itu ucapkan. Padahal Chanyeol sudah siap untuk menerima dampratan atau minimal sebuah tamparan kecil di pipinya ketika ketahuan sedang menguping pembicaraan gadis itu.

Melihat punggung Sumin yang semakin menjauh Chanyeol buru-buru menyadarkan dirinya kembali dan dengan segera mengejarnya untuk menyamai langkahnya dengan Sumin.

“Ee…eum, ehm…” Chanyeol berdehem pelan sebelum benar-benar membuka suara. Layaknya orang bodoh. Padahal tanpa dia berdehem pun Sumin sudah pasti mendengarnya. “Sumin-ssi.” Panggilnya. Yang di panggil menoleh kemudian menganggukan kepalanya sekali saat mendapati Chanyeol yang berjalan di sampingnya.

Annyeong Sunbae.” Hanya itu. Setelahnya gadis itu kembali menatap lurus kedepan tanpa menghentikan langkahnya sedetik pun. Benar-benar dingin. Pikir Chanyeol.

“Soal teror waktu itu…aku minta maaf.” Chanyeol mengawali pembicaraan dengan jantungnya yang berpacu cepat layaknya habis bermarathon. “Kau pasti sangat terganggu. Aku sudah mengatakan pada temanku bahwa-“

“Tidak apa-apa.” Sela Sumin sebelum Chanyeol menyelesaikan kalimatnya. “Perbuatan mereka memang sedikit mengganggu. Tapi tidak usah di pikirkan lagi. Aku sudah memaafkan mereka.”

Mata Chanyeol yang sudah lebar kini membulat sempurna. “Benarkah?” Tanyanya. Sumin mengangguk tanpa mengalihkan tatapannya ke arah Chanyeol. Detik berikutnya senyum Chanyeol mengembang. “Terima kasih, Sumin-ssi.”

Sumin mengerutkan keningnya lalu mulai menatap Chanyeol. “Tidak perlu berterima kasih. Lagi pula itu bukan kesalahan Sunbae, dan tidak seharusnya juga Sunbae yang meminta maaf.”

Chanyeol tertawa canggung. Sambil mengusap tengkuknya dengan gerakan kikuk dia pun menjawab. “Hanya merasa tidak enak karena mereka teman-temanku. Ha-ha-ha.” Sumin hanya mengangguk beberapa kali sebelum mengembalikan fokusnya ke arah depan.

“Ah, ngomong-ngomong bukankah kita akan menjadi lawan main di drama sekolah?”

N-ne? E-eoh.” Chanyeol tidak menyangka jika Sumin akan membahas soal drama. Karena terlalu gugup dia mengangguk kelewat semangat. Membuat Sumin tanpa sadar menarik sudut-sudut bibirnya melihat tingkah konyol Chanyeol. Dan percayalah detik itu juga Chanyeol ingin sekali berlari keliling lapangan sekolah dan berteriak mengatakan “Baek Sumin tersenyum ke arahku.

“Mohon kerja samanya kalau begitu Sunbae.” Sumin membungkukan tubuhnya sekali lagi sebelum sosoknya mulai menjauh dari Chanyeol. Pria itu bahkan tidak sadar jika mereka sudah tiba di aula sekolah -dimana latihan drama akan segera di laksanakan. Fokusnya mendadak hilang hanya dengan melihat senyuman Sumin serta suara lembutnya yang mengalun di telinganya. Oh, sepertinya dia memang benar-benar telah jatuh hati pada gadis pemilik surai hitam itu. Sial. Chanyeol tidak bisa mengendalikan detak jantungnya yang menggila.

Chanyeol mungkin tidak akan pernah beranjak dari tempatnya berdiri hingga besok pagi jika saja tidak ada Baekhyun yang menepuk pundaknya dengan cukup keras.

“Akh! Ya!” Chanyeol mendelik ketika mendapati tubuh pendek sahabatnya sudah berdiri di sampingnya. Tangannya mengusap pundaknya sambil sedikit meringis.

“Kau mau menjadi patung selamat datang disini?” Pertanyaan Baekhyun tentu saja tidak membutuhkan jawaban. “Dengan tampang bodoh seperti tadi, aku yakin tidak akan ada yang mau membeli patung semacam dirimu.” Lanjut Baekhyun. Dan Chanyeol semakin mendelik mendengar ucapan kurang ajar sahabatnya itu. Namun belum sempat dia membalas Baekhyun sudah bicara lagi. “Cepat masuk, latihan akan segera di mulai.” Sambil melengos pergi tanpa mempedulikan raut jengkel pada wajah Chanyeol.

-FLECHAZO-

Chanyeol baru saja membaringkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya ketika notification grup chat room miliknya berbunyi. Dengan malas Chanyeol merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya disana.

Jongdae:

Latihan hari ini melelahkan sekali. Ah, aku ingin meminum sesuatu yang segar.

Baekhyun:

Minuman itu tidak akan datang jika kau hanya bicara.

Jongdae:

Tidakah kau ingin membelikanku, Byun?

Baekhyun:

Dalam mimpimu.

Jongdae:

Eiiyyy tidak perhatian sekali. Kau hanya perhatian pada kekasihmu saja

Baekhyun:

Siapa yang kau maksud?

Jongdae:

Chanyeol. Hahaha

Me:

Ya! Kim Jongdae! Mulutmu belum pernah ku beri cabai, ya?

Jongdae:

Wah kekasihnya muncul kkkkk 😀

Chanyeol mendengus dan melempar asal ponselnya ke tempat tidur. Malas meladeninya. Dari pada meladeni lelucon konyol Jongdae lebih baik dia membersihkan diri setelah itu mengisi perutnya. Perutnya sudah lapar sekali.

Tidak butuh waktu lama bagi Chanyeol berkutat di dalam kamar mandi. Dalam tiga puluh menit kini pria tinggi itu sudah mengganti seragam lusuhnya dengan pakaian rumah yang terlihat lebih segar. Dia mengecek ponselnya kembali sebelum keluar kamar dan turun menuju ruang makan. Sambil berjalan menuruni anak-anak tangga Chanyeol hanya bisa tersenyum geli sambil sesekali menggelengkan kepalanya saat membaca chat dari teman-temannya yang kini sudah berubah menjadi membully Jongin. Seperti biasa. Seolah kegiatan membully Jongin menjadi kegiatan favorite mereka.

Sehun:

Latihan drama tadi membosankan. Jika saja tidak ada pertunjukan menarik mungkin aku sudah tertidur sambil menunggu giliran ku main.

Jongdae:

Hahaha benar sekali. Yang tadi itu benar-benar menyenangkan.

Baekhyun:

Aku seperti sedang menonton drama secara langsung.

Kyungsoo:

Bahkan drama yang kita mainkan kalah seru dengan yang tadi.

Baekhyun:

Setuju denganmu, Kyung

Jongdae:

Hahahaha benar

Sehun:

Setuju Hyung 😀

Jongin:

Guys, berhenti membahasnya 😦

Sehun:

Hahahaha

Jongin:

Ya! Bocah! Diam kau.

Baekhyun:

Hahahaha

Jongdae:

Jongin, kau baik-baik saja kan? hahahha

Jongin:

Hyuuuuuung 😦 kalian tega sekali menertawakanku. Harusnya kalian prihatin.

Kyungsoo:

Sudah ku bilang, beritamu tidak akurat. Mana yang kau bilang mereka putus? Saling melempar senyum, apa itu tanda-tanda orang yang habis putus?

Sehun:

Dan jangan lupakan saat Minhyuk mengusap kepala Soojung. Owh… bukankah itu manis sekali?

Jongin:

Kalian jahat!

Baekhyun:

Sudah cari gadis lain saja. Gadis cantik di sekolah kita bukan hanya Soojung. Masih ada banyak. Baek Sumin, misalnya.

Me:

Hey!

Jongdae:

O…oow calon kekasihnya datang.

Kyungsoo:

Hey, Chanyeol. Tadi sebelum latihan drama kau kemana?

Me:

Ada sedikit urusan.

Sehun:

Cih. Sok sibuk sekali.

Jongin:

Paling dia hanya gugup karena akan bertemu dengan Baek Sumin

Me:

Diam kau hitam. Urusi saja bagaimana caranya memisahkan Soojung dengan Minhyuk.

Sehun:

Hahahaha *Jleb

Baekhyun:

Sabar, Kkam. Aku turut berduka cita. 😀

Jongdae:

Tidak usah di pikirkan, Jongin-ah. Hidup itu terkadang memang kejam 😀

Chanyeol memilih untuk berbohong. Dia hanya tidak ingin kejadian tempo hari saat dirinya bertemu dengan Baek Sumin di kafe dan teman-temannya tidak ada yang mempercayainya. Malah menuduhnya berkhayal. Ck. Menyebalkan. Jadi dia memutuskan untuk tidak menceritakan kejadian tadi siang pada teman-temannya. Dia akan mencari waktu yang tepat untuk menceritakannya. Mungkin saat Baek Sumin sudah resmi menjadi kekasihnya. Mungkin. Ah, memikirkan itu membuat kepala Chanyeol mendadak sakit. Tinggal berapa minggu lagi waktu yang tersisa untuknya? Sungguh, dia bingung bagaimana memulainya. Sampai saat ini saja dia masih gemetaran jika bertemu pandang dengan Sumin. Dia sendiri heran. Karena ini pertama kalinya dia menghadapi seorang wanita sampai begini parahnya. Sebelumnya dia tidak pernah sampai seperti ini.

Chanyeol hampir saja menabrak meja makan jika dia tidak buru-buru menatap ke depan. Di dapatinya Yoora sudah duduk di meja makan dengan sepiring makanan yang menemaninya. Chanyeol mendengus pelan melihatnya. Jujur saja akhir-akhir ini Chanyeol malas sekali tiap bertemu dengan Kakak tersayangnya ini. Karena yang wanita itu bahas pasti tidak akan jauh dari taruhan mereka atau hubungannya dengan Baekhyun.

Tanpa berniat melirik ke arah Yoora, Chanyeol menjatuhkan bokongnya di kursi tepat di depan Kakaknya. Mengambil makanan dan mulai melahapnya tanpa perlu repot-repot berbasa-basi untuk menyapa wanita jadi-jadian di depannya. Semenjak taruhan itu berlangsung, mereka bersikap seolah sedang membangun perang tak kasat mata. Tapi sepertinya itu hanya berlaku bagi Chanyeol. Yoora terlihat santai-santai saja. Malah kini gadis itu mengambilkan beberapa lauk untuk Chanyeol dan di letakan di mangkuknya. Oke, perlakuan Yoora cukup membuat Chanyeol sedikit luluh dan berniat tersenyum lantas mengucapkan terima kasih. Namun niatnya di sela karena Yoora lebih dulu bicara.

“Cepat habiskan makananmu. Setelah itu jemput Mama di rumah temannya.” Ucap Yoora tanpa beban. Tidak mempedulikan wajah Chanyeol yang berubah datar.

Pantas saja berbuat baik. Ternyata ada maunya. Chanyeol mendengus kesal. Tentu saja kesal. Dia lelah habis pulang sekolah, dan dengan enaknya Yoora menyuruhnya. Kenapa bukan dia saja yang pergi? Seharian ini dia hanya menghabiskan waktunya bersantai di depan TV. Bagaimana Chanyeol tahu, tentu saja. Karena hari ini jadwalnya Yoora libur dari kerjanya.

Chanyeol baru saja hendak menolak jika Yoora tidak buru-buru melanjutkan ucapannya. “Tidak perlu membantah. Pergi dan jemput Mama.”

“Aku lelah, Noona. Kenapa tidak kau saja?”

“Aku malas.”

Oh great. Jawabannya yang sangat bagus, bukan? Jika wanita menyebalkan di depannya ini bukan Kakaknya yang paling dia sayang, mungkin dia sudah menariknya ke kandang buaya untuk menjadi makanan binatang mengerikan itu.

-FLECHAZO-

Chanyeol sudah berada di dalam mobil dan sedang dalam perjalanan menuju kediaman keluarga Lee untuk menjemput Mamanya. Setelah mencuri kunci mobil Yoora. Tanpa sepengetahuan Kakaknya, tentu saja. Dan saat dia pulang nanti paling-paling wanita menyebalkan itu akan berteriak padanya.

“Chanyeol, kau belum memiliki SIM.”

“Chanyeol, sekali lagi kau mencuri mobilku ku pastikan aku tidak akan memberimu uang lagi tiap akhir bulan.”

“Chanyeol, sudah berapa kali ku bilang. Jangan pakai mobilku lagi.

“Chanyeol…”

“Chanyeol…”

Dan bla bla bla bla. Chanyeol sudah cukup hapal dengan kebiasan Kakaknya itu. Sudah terlalu hapal dengan segala teriakannya yang nyaring. Dan Chanyeol tidak peduli.

Chanyeol menghentikan mobil milik Yoora tepat di depan pagar tinggi yang menutupi rumah mewah di baliknya, setelah melewati lima belas menit perjalanan dari rumahnya. Dia tidak perlu repot-repot turun. Cukup mengirimi pesan teks pada Mamanya dan mengatakan jika dia sudah berada di depan. Setelah itu menunggu Mama tercinta keluar dari rumah besar itu.

Di tengah menunggu sang Mama, pandangan Chanyeol tertumbuk pada halte tidak jauh dari tempatnya memarkir mobil. Letaknya hanya berseberangan dengan mobil Chanyeol. Bukan haltenya yang menjadi perhatian Chanyeol, tapi orang yang berada disana. Seorang bocah laki-laki dengan baju rumahannya tengah duduk seorang diri di halte yang sepi. Dimana orang tuanya? Sekali pun anak itu sudah cukup besar, namun dia belum cukup besar untuk di tinggalkan seorang diri. Bagaimana jika ada yang berniat menculiknya? Oke, pikiran Chanyeol mulai kemana-mana.

Mungkin Chanyeol akan masa bodo jika saja dia tidak mengenal anak itu. Masalahnya dia adalah bocah Yoghurt yang tempo hari pernah di bantunya. Awalnya Chanyeol ragu untuk menghampirinya. Bagaimana jika bocah itu tidak mengingatnya? Mau di taruh dimana wajahnya yang tampan ini? Dia tidak mau berakhir memalukan di hadapan seorang bocah yang bahkan belum genap delapan tahun. Tapi sepertinya otaknya berpikir lain. Kaki serta tangannya membuatnya mengemudikan mobil menuju halte dan berhenti tepat di depannya.

“Hey!” Panggil Chanyeol. Tanpa susah-susah keluar dari mobilnya. Dia hanya melongokan kepalanya keluar dari kaca mobil. Cukup untuk terlihat sang bocah.

“Kau bocah Yoghurt, kan?” Lanjut Chanyeol ketika bocah itu menoleh ke arahnya. Bocah itu hanya menatap Chanyeol dengan pandangan bingung. Dengan kedua matanya yang mengerjap beberapa kali. “Kau tidak mengingatku? Beberapa hari lalu aku pernah membantumu buang air kecil di kafe. Ingat?” Ucap Chanyeol lagi. Tapi tidak ada respon dari bocah itu. Dia masih menatap Chanyeol dengan tatapan polosanya. Membuat Chanyeol mendesah dan bergumam dalam hati. Benar kan dia tidak mengingatku? Ah, membuat malu saja.

Namun detik berikutnya senyum merekah dari wajah tampan bocah lelaki itu. Di susul seruan antusias dari mulut kecilnya. “Aku ingat. Hyung yang waktu itu menolongku.” Ujarnya. Kemudian terkekeh senang. Dan pada akhirnya Chanyeol bisa bernapas lega.

“Kau sedang apa disini? Kenapa sendirian?” Tanya Chanyeol kemudian.

“Aku sedang menunggu Min-chan.” Jawabnya. Chanyeol mengernyit mendengar jawaban bocah lelaki itu.

“Min-chan? Aah…maksudnya Kakakmu?” Bocah itu mengangguk. “Memangnya dia kemana?” Tanya Chanyeol lagi. Namun belum sempat pertanyaannya itu di jawab, sebuah teriakan dari suara yang mulai familiar di telinganya membuat Chanyeol mau tidak mau mencari asal suara itu.

“Eunjoo-ya…”

Beberapa detik setelah teriakan itu terdengar, sosok Baek Sumin sudah muncul di hadapannya. Ah, tidak. Maksudnya di hadapan bocah lelaki yang tadi di panggilnya Eunjoo.

“Maaf membuatmu menunggu lama.” Sumin mengacak pelan rambut adiknya. Lalu tersenyum sebelum meraih tangan kecil Eunjoo. “Ayo kita pulang.” Eunjoo hanya tersenyum kecil dan membiarkan Sumin menuntun langkah mereka menuju rumah.

Chanyeol yang melihat itu buru-buru keluar dari mobilnya dan entah sadar atau tidak dia meraih tangan Sumin bermaksud untuk menahannya.

“Tunggu.” Ucapnya.

Baik Sumin maupun Eunjoo sama-sama menoleh dan menghentikan langkah mereka. Sedikit terkejut melihat keberadaan Chanyeol di depannya.

Sunbae.” Ucapnya sambil sedikit membungkukan tubuhnya. “Ada apa?” Tanya Sumin.

Ada apa? Ya, ada apa? Chanyeol sendiri bingung, kenapa dia menahan Sumin? Dan sekarang gadis itu bertanya ada apa. Chanyeol tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin dia menjawab “Tidak ada apa-apa.” Tentu dirinya akan terlihat sangat bodoh di depan gadis pujaannya ini. Sekarang saja dia sudah terlihat seperti orang bodoh. Mengusap tengkuknya canggung sambil matanya melirik kesana kemari.

“Jika tidak ada yang ingin Sunbae katakan, aku permisi. Aku harus pulang.” Ucap Sumin. Dan setelah mengatakan itu dia benar-benar berbalik melangkah pergi. Chanyeol gelagapan dan dia kembali menahan Sumin hingga membuat gadis itu berbalik untuk kedua kalinya.

“Uhm…itu…anu, aku…” Ah, kenapa dia tidak bisa mencari alasan yang bagus. Ayolah, ini menyangkut harga dirinya sebagai seorang lelaki. Sumin tengah menunggunya bicara dan sejak tadi dia hanya bergumam tidak jelas dengan mata yang tidak berani menatap ke arah Sumin.

Hyung, kau sakit?” Celetukan dari Eunjoo membuat kegugupan Chanyeol bertambah. Ah, sial. Kenapa dia selalu seperti ini tiap kali berhadapan dengan Sumin? Jika seperti ini caranya, bagaimana mungkin dia meminta gadis itu untuk menjadi kekasihnya? Mengajak bicara saja gugupnya setengah mati. Dan bisa di pastikan dia akan kalah telak dari Kakaknya. Tapi oh, itu tidak akan terjadi. Tidak akan pernah. Chanyeol tidak akan membiarkan Kakaknya berada di atas angin. Dia harus memenangkan taruhan konyol ini. Harus.

Di tengah kemelut pikirannya, suara lain masuk ke pendengarannya. Mengalihkan fokus ketiga orang itu. Menatap asal suara. Wanita paruh baya yang memiliki wajah hampir sama seperti Chanyeol berjalan mendekati ketiganya.

“Ma..” Kata Chanyeol.

“Eoh, siapa ini? Temanmu?” Tanya Mama Park saat melihat Sumin yang berdiri tidak jauh darinya. Sumin tersenyum dan membungkuk sopan ke arahnya. Di sambut senyuman tak kalah ramah dari Mama Park.

“Dia Juniorku di sekolah, Ma.” Jawab Chanyeol. Dan Mama Park hanya mengangguk-angguk mengerti. Tatapannya tanpa sengaja jatuh pada tangan Chanyeol yang belum melepas genggamannya dari tangan Sumin. Membuat Mama Park diam-diam tersenyum kecil.

“Di mana rumahmu, Nak?” Tanya Mama Park pada Sumin.

“Tidak jauh dari sini. Hanya beberapa blok dengan berjalan kaki.”

“Ikut mobil kami saja. Nanti biar Chanyeol yang mengantarmu.” Ucapan Mama-nya membuat Chanyeol hampir saja kehilangan detak jantungnya.

“Tidak usah, Bibi. Biar aku dan adikku jalan saja. Rumah ku tidak jauh dari sini.”

“Tidak apa-apa. Tidak perlu sungkan seperti itu. Chanyeol juga tidak akan keberatan mengantarmu. Iya kan, Chan?”

“Y-ya? O-oh, tentu saja.”

“Tapi Bibi-‘

“Min-chan, ayo kita ikut mobil Hyung saja. Aku lelah jika harus berjalan.” Ucapan Eunjoo yang memotong kalimat Sumin mendapat Senyuman kecil dari Mama Park. Menatap Sumin menunggu gadis itu mengiyakan ajakannya. Karena merasa tidak enak akhirnya mau tidak mau anggukan pelan pun Sumin berikan. Membuat Mama Park tersenyum puas.

-FLECHAZO-

Chanyeol memasuki rumahnya dengan senyum yang terpatri di wajah tampannya. Tersenyum memamerkan giginya yang putih dan rapih. Yoora yang tadinya berniat ingin memarahi Chanyeol karena lagi-lagi bocah tinggi itu mencuri kunci mobilnya, mengurungkan niatnya saat melihat adiknya itu tersenyum layaknya orang bodoh.

“Apa kau baru saja bertemu teman gay-mu? Senyummu terlihat bodoh, kau tahu?” Mendengar pertanyaan Yoora membuat Chanyeol mendelik ke arahnya tidak suka. Mama Park yang baru saja memasuki dapur untuk mengambil minum, ikut menimpali saat mendengar ucapan anak gadisnya.

“Jangan sembarangan, Yoora. Kau tidak tahu, adikmu itu baru saja mengantar seorang gadis cantik pulang. Juniornya di sekolah.”

“Benarkah? Sungguh dia seorang gadis? Bukan pria cantik seperti Baekhyun?”

“Ya!” Chanyeol menatap tak suka ke arah Yoora. Mendengus kesal lalu memutuskan untuk masuk ke kamarnya. Terlalu malas meladeni Yoora. Kakaknya yang paling menyebalkan.

Di belakangnya Yoora hanya bisa cengengesan karena lagi-lagi dia berhasil membuat adiknya kesal. Mama Park yang melihat pun hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.

Sesampainya di dalam kamar Chanyeol langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Mulutnya masih belum berhenti bersungut-sungut karena kekesalannya akan sikap Yoora. Dia meraih ponselnya yang tergeletak di atas tempat tidur untuk mengecek ada notification apa saja disana. Sedikit terkejut saat melihat notification grup di chat room-nya yang sudah mencapai seribu. Namun yang paling mengherankan belasan panggilan tak terjawab. Dan itu semua dari nomer yang sama. Jongin. Padahal rasa-rasanya baru sebentar dia pergi. Saat menjemput Mama-nya tadi Chanyeol memang sengaja tidak membawa ponselnya. Karena dia pikir tidak akan lama.

Chanyeol memilih menghubungi Jongin terlebih dahulu dari pada membuka chat room. Berpikir mungkin ada sesuatu yang penting yang ingin di sampaikan Jongin. Karena biasanya jika bukan untuk urusan yang mendesak Jongin tidak pernah meneleponnya. Paling-paling dia hanya mengiriminya pesan singkat.

“Ada apa?” Tanya Chanyeol langsung saat nada sambung sudah berganti menjadi suara Jongin.

“Ya! Kau kemana saja? Aku menghubungimu sudah ratusan kali.”

“Ck. Tidak usah berlebihan. Hanya ada tujuh belas panggilan darimu.” Jawab Chanyeol tak acuh. Di seberang sana bisa Chanyeol dengar Jongin terkekeh geli karena kebodohannya sendiri. “Ada apa memangnya?” Tanya Chanyeol lagi. Mengulang pertanyaan yang sama.

“Kau sudah mengecek chat room?” Bukannya menjawab pertanyaan Chanyeol. Jongin justru balik bertanya. Membuat Chanyeol berdecak kesal mendengarnya.

“Katakan saja ada apa kau meneleponku. Jika tidak ada yang penting ku tutup sekarang.”

“Jangan, Hyung. Oke! Kau tidak akan percaya ini. Aku membawa berita besar untukmu.”

Chanyeol berdecak sekali lagi. Menurutnya Jongin terlalu bertele-tele. “Berita besar apa?”

“Kau tahu Myungsoo yang selama ini selalu di rumorkan dekat dengan Suzy? Pria yang kalah tampan dariku?” Chanyeol mendengus mendengar pertanyaan terakhir Jongin.

“Eung. Kenapa dengannya?”

“Dia menyukai Baek Sumin.”

“A-APA?” Untuk beberapa detik kedepan Chanyeol hanya mampu mengangakan mulutnya dengan mata membulat. Sedang Jongin sendiri, dia sudah menjauhkan ponselnya dari telinga karena teriakan Chanyeol yang sukses membuat gendang telinganya berdengung sakit.

“Ya! Jangan bercanda. Ku kuliti kau jika sampai berbohong.” Ujar Chanyeol setengah emosi.

“Terserah jika kau tidak percaya. Lihat saja besok di sekolah.”

Dan sambungan pun di putus secara sepihak oleh Jongin. Chanyeol masih sulit untuk percaya sebenarnya, tapi hatinya kenapa tiba-tiba merasa tidak enak?

“Ck. Sial. Awas kau hitam jika sampai berbohong. Aku benar-benar akan mengulitimu.” Gumam Chanyeol pada ponselnya yang telah redup. Seolah ponsel yang dia ajak bicara adalah Kim Jongin. Sahabatnya.

Jemarinya kembali menghidupkan ponselnya dan membuka aplikasi chat room. Sudah ada seribu lima ratus lebih percakapan yang belum di baca. Chanyeol terlalu malas untuk scroll up, jadilah dia hanya membaca percakapan terakhir saja.

Jongdae:

Chanyeol terlalu lelet. Nanti saat Baek Sumin benar-benar di ambil pria lain, dia hanya tinggal gigit jari.

Chanyeol mencibir kecil saat tahu ternyata teman-temannya sedang membicarakannya. Satu chat lagi muncul. Dari Kyungsoo.

Kyungsoo:

Tapi yang di katakan Jongin belum terbukti.

Sehun:

Tetap saja Chanyeol Hyung terlalu lambat. Harusnya dia bergerak lebih cepat.

Baekhyun:

Mungkin dia ingin mempertahankan hubungannya denganku kkkkk 😀

Sehun:

Iyeeuwh bromance…

Kyungsoo:

Ngomong-ngomong kemana Chanyeol? Kenapa dia tidak kunjung muncul? Kita harus membantunya untuk dekat dengan Baek Sumin.

Jongdae:

Yeah…sebelum Myungsoo benar-benar mendekatinya.

Jongin:

Kenapa pusing-pusing? Gunakan saja pacar sewaan hahaha

Pacar sewaan? Terdengar konyol. Hey, ini bukan drama. Mana ada pacara sewaan semacam itu? Sekali pun ada tentu saja Chanyeol tidak ingin sembarangan memilih gadis meski pun itu hanya pura-pura. Namun entah bagaimana, tapi sepertinya Chanyeol mulai memikirkan ucapan Jongin. Ucapan yang sebenarnya itu hanya keluar asal dari pemikiran bodoh Jongin.

To Be COntinued~


haaaayyy aku datang dgn lanjutan yg ga jelas wkwk

duh, aku tahu ini ancur bgt. apa lg klo di liat dari judulnya, ga masuk bgt sama isi cerita. aku bingung abisnya mau pake judul apa. ini kecepetan ga sih? mulai minggu depan soalnya aku udah ga bisa make internet kantor. mulai ga bebas. jadi aku khawatir takut susah ngepost. jadi deh ngepost lebih awal. aku ngerjainnya di tengah kerjaan deadline kantor hahaha karyawan ga bener nih. jangan di tiru ya adik2 sekalin 😀

dan maaf sekali aku munculin konflik baru. tiba2 si myungsoo ikutan suka sama sumin. lah. trus gimana nasib chanyeol? hihiii udahlah abaikan aja si myungsoo. selanjutnya aku serahkan pada  ciyel semangat ya dear. aku yakin kamu bisa melanjutkan sekaligus memperbaiki ceritaku yg absurd ini huhuuu

oke, udah pulang jam kantor. aku juga mau pulang. sukses buat ciyeeel 🙂

Regards:

IrnaCho

83 thoughts on “[FF Berantai] FLECHAZO : Heart Attack

  1. oh aku bener2 stuju ma ucapan mereka,Kenapa Yeolii lelet bgt oh myy Yeolll yeolllll nanti keburu direbut myungsoo dan heii aku ga stuju kalo yeoli cari pacar kontrak ntar gimana sama sumin,kalo ternyata sumin udah suka gimanaa

  2. anyeong
    woow pacar sewaan?? apa yng mau di sewa sumin? hehehe ,
    keren , ya ampun kapan tingah chanyeol ,di depan sumin sembuh(?) ekkekeke

    @_@fighting

  3. Pingback: dafun sefun

Leave a reply to marni Cancel reply